Contact Form

 
Pilih Dengan Benar
Satu Suara Untuk Masa Depan


Total comment

Author

KAMMI_Batam

BATAM POS - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Batam terus mensosialisasikan Pemilu 2009 kepada pemilih pemula dari kalangan mahasiswa. Upaya ini untuk mencegah banyaknya pemilih yang golput alias tidak menggunakan hak pilihnya. Terutama mahasiswa yang idealis, kritis dan cenderung apatis.

''Gak gaul lagi golput. Gak zamannya lagi golput,'' ujar Anggota KPU Batam Ngaliman saat sosialisasi Pemilu 2009 di hadapan mahasiswa yang bergabung dalam KAMMI Batam di aula serbag guna Masjid Raya Batam, Sabtu (27/12).

''Hari gini masih ingin golput. Capek deh,'' timpal Ketua KPU Batam yang turut dalam sosialisasi tersebut.

Mahasiswa, lanjut Ngaliman, punya kesempatan besar dan celah untuk meloloskan calon legislatif menuju kantor dewan. Hal ini bisa terjadi karena adanya keputusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan penentuan caleg terpilih dengan suara terbanyak.


''Mau mendukung yang satu kepentingan dan satu ideologi sangat besar kesempatannya. Kesempatan untuk memperjuangkan wakil yang agamais, bermoral baik, dan punya komitmen,'' kata Ngaliman.

Namun hal itu dikembalikan lagi kepada para pemilih pemula. Apakah tetap menggunakan hak suaranya untuk memperjuangkan wakilnya itu menuju legislatif atau tetap apatis. Tapi ia berharap para pemilih pemula ini menggunakan hak suaranya. Malah KPU mengharapkan mahasiswa membantu KPU untuk sosialisasikan Pemilu dan cara memberikan suara.
''Kami minta mahasiswa ini juga sosialisasi kepada ibu-ibu di rumah,'' pinta Hendriyanto.

Dalam kesempatan itu, Hendriyanto juga menjelaskan cara menandai kertas suara, yakni dengan cara mencentang satu kali saja. Namun ia menjelaskan bahwa mencoblos juga dianggap sah.

Taufik, seorang pemilih pemula mengungkapkan Pemilu kali ini cukup membingunkan karena berbeda dengan pemilu sebelumnya.

Terutama dalam hal menandai kertas suara. Tapi dengan sosialisasi yang mereka selenggarakan ini sangat membantu memahami bagaimana cara menandai kertas suara. Mana yang sah dan mana yang tidak sah.

''Kalau dulu kan dengan mencoblos lebih mudah. Kalau sekarang dengan mencentang, jadi KPU perlu sosialisasikan,'' kata mahasiswa Politeknik Batam yang juga koordinator Kebijakanm Publik KAMMI Batam ini. (uma)

Total comment

Author

KAMMI_Batam
Kemiskinan Mereka dan Peran Kita

Oleh: Taufik B Nugraha
Staff Kebijakan Publik KAMMI Komisariat Batam,

Kemiskinan memang sudah menjadi masalah klasik. Tidak hanya di negeri ini tapi juga di seluruh belahan dunia. Di manapun kemiskinan itu selalu ada dengan berbagai wujudnya. Memang kemiskinan bukanlah sebuah aib, bahkan banyak orang miskin yang ternyata lebih mulia dibandingkan orang-orang kaya hanya saja menjadi miskin memang bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

Mari kita persempit pembahasan kemiskinan ini dalam ruang lingkup negara kita. Di Indonesia saya kurang tahu berapa jumlahnya hanya saja saya yakin jumlahnya pasti jauh melebihi jumlah orang kaya yang ada di negeri ini. Tragedi Pasuruan yang mengakibatkan puluhan jiwa melayang hanya demi uang Rp30.000 menjadi bukti suramnya keadaan masyarakat kita. Belum lagi jumlah anak putus sekolah karena tidak mampu membayar biaya sekolah, banyaknya jumlah pengangguran serta rendahnya tingkat kesehatan masyarakat juga menjadi indikator lainnya.

Banyaknya jumlah warga miskin ini bisa kita jadikan sebagai indikator bahwa pemimpin-pemimpin kita sampai saat ini masih belum mampu untuk mensejahterakan rakyatnya. Janji-janji serta program untuk mensejahterakan rakyat semasa kampanye terlupakan begitu saja ketika sudah terpilih sebagai wakil-wakil rakyat. Alih-alih memihak kepada masyarakat mereka lebih senang berpihak pada pengusaha.

Di Sekitar Aksi Sosial KAMMI
Beberapa kali KAMMI Komisariat Batam mengadakan aksi sosial. Keluhan yang disampaikan warga ketika diadakan diskusi dengan mereka selalu sama ”kurangnya perhatian pemerintah kepada mereka”. Seperti yang terjadi saat KAMMI mengadakan aksi sosial di Kampung Belian, kondisi mereka sangat memprihatinkan. Kesulitan mendapatkan layanan kesehatan menjadi salah satu keluhan mereka.

Begitu juga dengan aksi sosial yang diadakan di Kampung Belian Tua, Sabtu (20/9) lalu, ketika diadakan diskusi seputar permasalahan mereka lagi-lagi jawabannya sama ”kurangnya perhatian pemerintah terhadap mereka”. Keluhan seputar masalah penerangan listrik dari PLN yang tak kunjung masuk ke kampung mereka, infrastruktur jalan yang sampai saat ini masih belum mendapat perhatian, serta masalah anak yang tidak mampu meneruskan sekolah karena tidak mampu membayar uang bangku yang diminta oleh sekolah.

Lebih ironis lagi karena kedua tempat yang saya sebutkan di atas terletak di kecamatan Batam Kota yang mana kantor Pemerintah Kota (Pemko) dan gedung Dewan (DPRD) terlihat dengan jelas dari kedua kampung ini. Tapi memang itu keadaannya ketimbang melirik masyarakat kelas bawah seperti ini mereka tampaknya lebih senang bergaul dan melayani para pengusaha yang bisa mendatangkan keuntungan untuk mereka secara pribadi. Hal ini ibarat pepatah “kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tidak tampak”.

Tanggung Jawab Siapa?
Saya pikir fenomena kemiskinan yang terjadi sekarang ini merupakan tanggung jawab kita bersama, tapi tentunya peran terbesar ada pada pemerintah. Karena merekalah yang punya kewenangan dan amanah untuk mengatur daerah ini.

Segenap elemen masyarakat, baik itu Organisasi Masyarakat, LSM, partai-partai ataupun mahasiswa tentunya juga turut memiliki tanggung jawab terhadap semua permasalahan ini. Mereka (baca: Ormas atau LSM) jangan hanya sibuk mengajukan proposal untuk mendapatkan dana yang digunakan untuk kepentingan pribadi, atau partai-partai yang sibuk mengadakan bakti sosial dan pembagian sembako murah kepada rakyat hanya ketika waktu pemilu menjelang dan mau mendengar aspirasi masyarakat hanya untuk menarik simpati dan menggalang dukungan.

Begitupun dengan para pemuda khususnya mahasiswa, mereka tidak boleh hanya bersenang–senang dan berleha–leha tidak peduli dengan keadaan di sekitarnya. Hidup damai di menara gading tidak mau tahu kesulitan apa yang sedang dihadapi oleh rakyat. Dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi sudah jelas disebutkan bahwa salah satu kewajiban mahasiswa adalah pengabdian kepada masyarakat jadi tidak ada alasan bagi seorang mahasiswa untuk hidup apatis dan hanya memikirkan dirinya sendiri.

Hilangkan Budaya Mengemis
Apa yang menimpa negara ini menurut saya karena banyaknya orang yang bermental pengemis. Dan lebih ironis ketika pemerintah alih – alih memberantas mental seperti ini malah menumbuhsuburkan hal tersebut, hal ini terlihat dari penyaluran program BLT yang didakan beberapa waktu lalu sebagai kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini jelas upaya membuat masyarakat bermental pengemis.
Apa yang dilakukan oleh banyak LSM dan Ormas juga bisa menjadi indikatornya, pengajuan – pengajuan proposal tanpa tindakan nyata dan hanya untuk kepentingan pribadi juga menjadi sesuatu yang amat memprihatinkan dan harus segera diberantas. Saya yakin banyak sekali LSM maupun Ormas yang ada di Kota Batam ini namun yang membuat saya heran kenapa aksi nyatanya tidak terlihat sama sekali untuk membantu masyarakat.

Dan yang lebih parah lagi, hal ini mulai menjangkit kepada para mahasiswa. Seperti yang beberapa waktu lalu terjadi, saya sempat menanyakan hal ini kepada salah seorang teman tentang penggalangan dana yang dilakukan di beberapa simpang beberapa waktu lalu. Dia berdalih kalau hal itu wajar saja dan halal, lagipula itu merupakan cara yang paling efektif. Saya tidak menyalahkan pendapat teman saya itu, hanya saja bukankah dengan melakukan hal seperti itu berarti kita tak ubahnya seperti mereka yang seharian mencari belas kasihan di pinggir jalan, dan memang cara itu yang paling efektif tapi sekaligus juga paling tidak kreatif.

Banyak cara lain yang bisa digunakan untuk hal seperti itu. Bagaimana mungkin kita bisa melakukan kebaikan kalau cara yang kita tempuh untuk itu adalah cara – cara yang tidak baik.

Tuntaskan Perubahan
Kadangkala saya memimpikan saat dimana masyarakat ini dipimpin oleh seorang pemimpin seperti Umar Bin Khattab, seorang pemimpin yang mementingkan kesejahteraan rakyatnya melebihi dirinya. Hal ini terbukti dari sumpahnya yang sampai saat ini masih diabadikan, ”Kalau rakyatku kelaparan, aku ingin orang pertama yang merasakannya. Kalau rakyatku kekenyangan, aku ingin orang terakhir yang menikmatinya,”

Atau Umar bin Abdul Azis yang mematikan lampu minyaknya ketika menerima kedatangan anaknya. Ia tidak mau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya, sebuah sikap kesederhanaan yang luar biasa. Sikap yang sangat jarang ditemui pada diri pemimpin kita saat ini. Banyak pejabat yang menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.

Hendaknya dua pemimpin ini dapat menjadi contoh oleh para pemimpin saat ini, hingga akhirnya mereka bisa merasakan penderitaan rakyat. Bagaimana mungkin mereka bisa memperjuangkan rakyat kalau tidak merasakan apa yang dirasakan oleh rakyatnya.
Saya rasa pemilu 2009 nanti merupakan momentum yang tepat untuk menuntaskan perubahan. Pilihan kita menentukan nasib negara ini 5 tahun ke depan. Saya yakin masyarakat saat ini sudah cerdas, mereka tidak akan terbuai oleh iming – iming keuntungan sesaat yang kemudian menimbulkan penderitaan yang berkepanjangan.

Saatnya memilih wakil dan pemimpin negeri yang benar - benar berpihak kepada masyarakat, bukan mereka yang hanya dekat ketika masa kampanye tapi kemudian menjauh ketika sudah berkuasa. Kita membutuhkan pemimpin - pemimpin yang mempunyai agenda – agenda progresif yang tentunya juga mempunyai kapabilitas untuk merealisasikan agendanya agar Indonesia menjadi lebih baik.

Saatnya mencari pemimpin yang memandang jabatan yang diembannya sebagai sebuah amanah yang akan ada pertanggungjawabannya di akhirat kelak ketimbang sebuah maisyah (sekedar pekerjaan). Dekat dengan rakyat, peduli dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat, berani membela kepentingan rakyat daripada kepentingan pengusaha. Hingga akhirnya, benar – benar terwujud kecintaan rakyat kepada para pemimpinnya karena pemimpinnya pun mencintai rakyatnya.

Dan kemudian persoalan kemiskinan akan mulai teratasi karena terjadi sinergi yang baik antara pemimpin dan rakyat. Hingga tidak ada lagi keluhan seperti yang terjadi pada masyarakat kampung belian dan kampung belian tua. Semoga.

Total comment

Author

KAMMI_Batam

PEMILU 2009 PERANG IKLAN POLITIK

Oleh : M. REDHA HELMI
Sekretari umum KAMMI Daerah Kepulauan Riau

Pemilu Legislatif tinggal beberapa bulan lagi. Seluruh Partai Politik yang menjadi peserta pemilu semakin genjar melakukan berbagai kegiatan-kegiatan sosial untuk mencari simpati dari masyarakat. Aktivitas yang semulanya jarang dilakukan kini sudah mulai sibuk. Rumah yang awalnya kosong tanpa penghuni sekarang sudah mulai di pernik dengan warna partai dan lambang partai. Bendera-bendera partai masih berkibar di sepanjang jalan di kota-kota besar maupun kecil. Suasana seprti ini menambah gairah pesta demokrasi 2009
Berbagai upaya telah dilakukan oleh para elit politik untuk mensosialisasikan partainy kepada masyarakat dengan harapan masyarakat simpati dengan pertainya. Para elit partai politik mulai melakukan berbagai cara dengan mengeluaran biaya habis-habisan untuk meraih kemenangan di pemilu 2009 nanti. Pemilu presidenpun ikut mewarnai pesta demokrasi yang sudah diambang pintu ini. Berbagai iklan parpol dan capres mulai bermunculan di televisi dengan menampilkan berbagai program unggulan mereka bahkan mereka tidak segan-sega untuk mengkritik lawan politiknya.

Akhir-akhir ini di beberapa media cetak dan elektronik mulai muncul berbagai Iklan yang dilakukan oleh para pembesar partai. Bahkan Presiden dan Wakil presiden pun mulai melancarkan serangan merebut simpati rakyat dengan mengungkit-ngungkit jasa mereka saat memimpin bangsa ini. Presiden SBY mengandalkan program turunnya BBM sebanyak tiga kali sebagai ukuran keberhasilan dan keterpihakannya kepada masyarakat, padahal semua itu sudah kewajiban seorang pemimpin yang sebenarnya dan tidak perlu di ungkit dan jadikan sebagai ajang merekrut simpati dari rakyat.

Melihat hal ini Wakil presiden juga tidak mau kalah, JK mulai melancarkan iklan tentang ekspor beras yang akan dilakukan oleh Indonesia dan swasembada beras berkat perjuangan para dewan dari partainya yang telah berhasil memperjuangkan itu semua,padahal sekali lagi penulis katakan bahwa itu semua memang sudah kewajiban wakil rakyat untuk memperoleh apa yang menjadi hak rakyat.

Kemudian calon prsiden Megawati Soekarno Putripun Mulai ikut berperang dengan menawarkan program 100 hari semabako murah, berbagai tawaran program dilakukan untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Bahkan secara gamblang putri Proklamator Indonesia ini tidak segan-segan mengkritik pemerintahan SBY dengan mengatakan pemrintahan SBY seperti permainan yoyo.

Halida Hatta putri mantan Wakil Presiden pertama Indonesiapun ikut turun lapangan dengan menghadirkan tokoh sang ayah dan menawarkan perjuangan baru untuk kesejahteraan rakyat indonesia.

Apa yang penulis paparkan diatas merupakan sebuah hal yang telah terjadi pada bangsa ini. Apa dan siapa yang akan menjadi pilihan rakyat pada 2009 nanti semuanya masing sebuah tanda tanya yang besar bagi kita. Selaku rakyat biasa penulis menilai apa yang dilakukan oleh para elit politik ini merupakan suatu hal yang seharusnya tidak dilakukan. Sebagai pemimpin sudah selayaknya ia menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya bukan lantas minta di puji lagi karena telah memberikan hal yang baik rakyatnya.

Para pemimpin partai politik melakukan kampanye iklan ini telah mengeluarkan tenaga biaya dan waktu bahkan status sosialnya. Kita bisa melihat ini semua ketika terajdinya perselisihan antara presiden SBY dan Capres Megawati. Sadar atau tidak iklan politik yang telah mereka lancarkan bisa menjadi bumerang yang suatau saat nanti akan menyerang mereka sendiri dan merusak citra bagi mereka. Bagi masyarakat perang iklan yang terjadi saat ini merupakan suatu hal yang tak layak karena sudah ada indikasi untuk saling menjatuhkan satu sama lainya. Padahal masih banyak permasalahan bangsa ini yang harus diselasaikan dan membutuhkan persatuan dari semua pihak dan kalangan. Bagaimana mugkin bangsa Indonesia akan maju,jika pemimpin dan rakyatnya saling menjatuhkan. Bagaimana mungkin akan tercipta pamilu yang bersih, aman dan tentram jika pesertanya yang seharusnya menjadi figur dan teladan rakyat saling menjatuhkan.

Saat ini rakyat Indonesia membuthkan para pemimpin yang berjiwa pahlawan. Pahlawan yang memiliki kemampuan diluar dari batas manusia biasa, orang yang berjuang untuk kepentigan umat bukan hanya kepentingan pribadi atau golongannya. Pemimpin yang berjiwa kesatria yang berkorban untuk kepentingan rakyatnya. Pemimpin yang tidak datang ketika ada perlu dengan rakyat dan meninggalkan rakyat dengan begitu saja ketika keinginannya telah terpenuhi.

Rakyat indonesia sudah lelah dengan politik seperti ini. Para pejabat yang datang dengan segudang program dan berjuta janji manis, namun janji hanya tinggal janji setelah hasratnya terpenuhi mereka lupa dengan orang yang talah mengantarkan mereka kepada kursi panasnya. Apakah hal seperti ini akan terus mewarnai kehidupan politik bangsa ini? Jika hal ini terus terjadi maka yakinlah pemilu 2009 nanti akan banyak rakyat yang golput karena memang rakyat sudah bosan dengan janji-janji semu kampanye para elit politik.

Para calon pemimpin parpol berasumsi bahwa lebih banyak dikenal maka peluang dipilih lebih banyak tapi padahal itu semua bukanlan penentu bagi mereka karena semua keputusan ada di tangan rakyat. Lantas apa yang akan menjadi pilihan rakyat jika pemimpin bangsa ini sudah berani menawarkan diri untuk memimpin bangsa ini? Apakah rakyat akan memilih partai iklan terbanyak dan terbaik atau rakyat memilih partai yang selama ini telah ada berjuang demi kepentingan mereka tanpa pamrih? Yah itu semua ada di tangan rakyat tanggal 9 April ada penentu bagi masa depan partai peserta pemilu 2009 ini. Jika rakyat indonesia memilih partai yang bagus iklannya maka beruntunglah partai tersebut, tapi sebaliknya jika rakyat tidak terpengaruh dengan iklan maka siap-siaplah untuk menerima kekalahan. Wallahu ’alam bissawab

Total comment

Author

KAMMI_Batam