Contact Form

 

Minggu, (25/03) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia(KAMMI) Komisariat Batam yang diwakili oleh Puri, Mashita, Herman, Veny, Santi, Rani, Melly dan Dedi berangkat ke Tg.Pinang untuk mengikuti cerdas cermat. Cerdas Cermat yang diselenggarakan oleh humas KAMMI Daerah Kepulauan Riau di Hotel Sampurna Jaya Tg.Pinang ini dihadiri oleh utusan mahasiswa dari tiap kampus di Tg.Pinang dan wakil dari komsat Kepri, komsat yang hadir adalah Bintan, Tg. Pinang dan Batam.

Acara ini diawali dengan dialog kedaerahan, kemudian diikuti dengan cerdas cermat. Kedatangan Batam ke Batam ini tidak sia-sia, Karena dalam lomba cerdas cermat ini Batam memperoleh juara ketiga. Soal yang masuk dalam cerdas cermat ini ada 3 kategori: Tentang tarbiyah, KAMMI dan kebangsaan.

Ketua kaderisasi KAMMI Batam, Mashita Ulfah  yang secara langsung mendampingi peserta cerdas cermat mengatakan bahwa acara ini sangat bermanfaat dan menambah wawasan, namun selain itu dengan cerdas cermat ini juga sebagai bentuk koreksi untuk kaderisasi.

“acaranya sangat bermanfaat, untuk dialognya menambah wawasan mahasiswa tentang daerah kepri dan apa program-program yang akan dan sedang di jalankan pemerintah provinsi. sedangkan lomba cerdas cermat merupakan salah satu cara untuk menilai tsaqofah kader dari segi pengetahuan kenegaraan,kekammian serta pemahaman tentang materi-materi tarbiyah yang sudah mereka jalani. melihat dari hasil jawaban peserta cerdas cermat, jadi bentuk instropeksi kaderisasi bahwa selama ini belum secara maksimal memberikan suplemen yg dibutuhkan kader.” kata mashita.

Sementara itu, Ketua KAMMI Komisariat Batam, Nurul Mahfud  meski tak mendampingi peserta cerdas cermat, beliau mengucapkan selamat atas keberhasilan rekan-rekannya itu.

“Selamat buat keberhasilan kawan-kawan yang telah berkompetisi dalam lomba cerdas cermat yang diselenggarakan KAMDA Kepri” ucap mahfud.

Smoga cerdas cermat ini menjadi langkah kesekian kalinya, KAMMI Komsat Batam menjadi lebih baik lagi, aamiin.

Total comment

Author

KAMMI_Batam

Sabtu (24/03) Humas Pengurus Komisariat Batam  Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia(KAMMI) menghadiri Workshop di Bandung. Workshop Kepenulisan yang digelar oleh KAMMI Daerah Bandung di kawasan Rabbani Dipati Ukur ini menambah semarak milad KAMMI yang ke 14. Acara ini dihadiri oleh utusan Komsat dari masing-masing kampus yang ada di Bandung, seperti UPI, ITT, dan ITB, serta diisi langsung oleh Humas Pengurus Pusat KAMMI Jusman Dalle.

Menurut Sartikha hadirnya dia di workshop ini selain ingin bersilaturahim dengan Pengurus KAMMI yang ada di bandung, juga untuk mengupgrade kemampuan kepenulisan.

“Saya kebetulan sekarang sedang melanjutkan kuliah di salah satu kampus yang ada di Bandung, jadi kesini untuk silaturahim dengan teman-teman di Bandung, serta mengupgrade kemampuan kepenulisan” Kata Sartikha.

Sartikha yang masih aktif dalam struktur kepengurusan KAMMI Komsat Batam periode 2011-2012 ini mengaku banyak mendapat ilmu dari workshop tadi. 

“Banyak ilmu yang didapat dari workshop tadi,bukan hanya soal kepenulisan, juga tentang kultur berita pada masing-masing daerah”, katanya.

Sartikha yang ditemani oleh Maria (Pengurus Komsat Batam Periode 2008-2009) ini tampak antusias mengikuti workshop kepenulisan. 

Nurul Mahfud Ketua Umum KAMMI Komisariat Batam ketika ditanyai via sms, sangat mendukung kehadiran rekannya dalam Workshop kepenulisan ini, menurut Mahfud workshop ini sangat bermanfaat.

“ini adalah workshop yang sangat bermanfaat sekali, semoga ilmu yang diberikan dalam workshop ini, mampu diimplementasikan dan peserta yang mengikuti workshop ini mampu turut serta dalam menyebarkan virus menulis ke orang-orang disekitarnya” ungkap Mahfud.

Semoga harapan ini segera terwujud, agar makin banyak generasi yang menyampaikan nilai-nilai kebaikan yang diyakini, seperti yang dikatakan Jusman Dalle “Tujuan menulis kita adalah ideologi, bagaimana kita mampu menyebarkan nilai-nilai kebaikan yang kita yakini, maka alasan sosial dan ekonomi hanyalan menjadi efek samping dari tujuan ideologi” tegas jusman.

Total comment

Author

KAMMI_Batam
Departemen Sosial Masyarakat (sosmas) Pengurus Komisariat (PK) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Batam merencanakan membuat profil Rumah Ceria ALIF. Profil tersebut akan dibuat dalam bentuk proposal dan juga video. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Departemen Sosmas, Idhar Humain.

“kita sedang rencanakan membuat profil Rumah ceria ALIF. selain untuk arsip komisariat, nanti akan diserahkan ke KAMDA Kepri juga” ungkap idhar.

Idhar menyampaikan bahwa Rumah Ceria ALIF yang merupakan program kerja desa binaan mereka tersebut akan dipresentasikan dalam Musyawarah Daerah (Musda) KAMMI Daerah Kepri pada bulan April Mendatang.

Selain itu Idhar juga menjelaskan bahwa dalam profil yang akan dibuat nanti akan disertai dengan silabus dan kurikulum pembelajaran di Rumah Ceria ALIF.

“Silabus dan kurikulum sudah selesai dibuat minggu kemarin, dan akan diserahkan juga ke KAMDA Kepri”jelasnya.

Ketua Umum PK KAMMI Batam, Nurul Mahfud merespon positif akan ditampilkannya Rumah Ceria ALIF pada Musda KAMDA Kepri.

“ini sebuah kebanggaan bagi kita, karena program kerja kita bisa dimasukkan dalam musda. Dan tentunya semua ini tidak lepas dari kesungguhan rekan-rekan di sosmas dan para relawan dalam membangun Rumah Ceria ALIF”ujarnya.

Rumah Ceria ALIF merupakan program kerja Departemen sosmas PK KAMMI Batam yang berbentuk desa binaan. Sebelumnya program kerja yang telah dimiliki PK KAMMI Batam sejak tahun 2009 ini lebih dikenal dengan nama PAL ALIF yakni Play And Learn Anak Islam Inovatif. Saat ini jumlah anak didik dalam kegiatan ini telah mencapai 70 orang.

Total comment

Author

KAMMI_Batam
Kapolda Provinsi Kepri, Brigjen Pol Jotje Mende menggelar acara silaturahim bersama Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Kepemudaan serta Mahasiswa sekepulauan Riau. Acara silaturahim ini dilaksanakan di Rumah Makan Pondok Gurih, Batam Centre.

Kepala Departemen Kebijakan Publik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Batam, Purnama menyambut baik adanya acara ini.


“kami menyambut baik adanya kegiatan ini dan sikap kapolda yang terbuka, kami berharap kapolda dapat mempertahankan sikap terbukanya sehingga membuat hubungan yang baik dengan organisasi kepemudaan dan mahasiswa di kepulauan Riau” kata purnama.


Purnama juga menilai bahwa Kapolda Kepri saat ini lebih terbuka dibandingkan Kapolda yang sebelumnya, sehingga ia berharap agar keterbukaan diri Kapolda Kepri ini dapat dipertahankan. dalam acara ini Kapolda Kepri juga sempat menyampaikan agar seluruh elemen masyarakat mampu berperan aktif dalam menjaga keadaan kepulauan Riau tetap aman dan Kondusif. Hal ini mengingat keberadaan Kepri yang berbatasan langsung dengan 4 negara.

Total comment

Author

KAMMI_Batam


Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di kota Batam masih terus bermunculan. Kali ini Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Batam bersama dengan elemen pemuda, yakni Mahasiswa FT. UMRAH serta beberapa komunitas pemuda di Kota Batam seperti coaxs dan the super one dan  turut menggelar aksi penolakan.

Aksi protes terhadap kebijakan pemerintah tersebut dimulai dengan melakukan aksi dorong motor dari perumahan orchid park hingga ke simpang jam.
Kordinator aksi ini, Purnama mengatakan aksi dorong motor ini merupakan bentuk keprihatinan dan protes terhadap rencana kenaikan harga BBM 1 april mendatang.
"kami sengaja melakukan aksi mendorong motor ini sebagai simbol bahwa rakyat tidak akan mampu membeli bensin lagi ketika pemerintah menaikkan harga BBM"ujar purnama.

Sesampainya mereka di simpang jam, aksi dilanjutkan dengan aksi teatrikal, orasi dan pembagian brosur pernyataan sikap KAMMI komisariat Batam kepada pengendara motor dan mobil yang melintasi simpang jam.

Dalam orasinya purnama menegaskan agar pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang pro rakyat, bukan justru akan menambah berat beban hidup masyarakat.
“masyarakat ini hidup masih banyak yang susah, jangan sampai dibikin tambah susah. Apalagi dijadikan korban atas ketidakmampuan pemerintah mengelola keuangan dan sumber daya alam indonesia” tegasnya.
Sepanjang aksi ini terlihat pula teatrikal seorang ibu yang sedang memasak air dan batu dengan menggunakan kayu bakar, serta beberapa orang yang tampak compang-camping sedang memperebutkan sebungkus nasi.
“pak, kasihanilah kami rakyat jelata, beginilah nasib kami jika bapak naikkan harga BBM” kata ibu dalam teatrikal tersebut.
Dalam brosur yang dibagikan kepada masyarakat, terdapat 7 pernyataan sikap KAMMI komisariat Batam yang memberikan alternatif jangka pendek dan jangka panjang yang hendaknya dapat dilakukan oleh pemerintah daripada menaikkan harga BBM dengan alasan menyelamatkan APBN negara.
Ke 7 pernyataan sikap tersebut terdiri dari 4 alternatif jangka pendek yaitu meminta pemerintah lebih hemat dalam perbelanjaan negara, menuntut pemerintah lebih serius memberantas kasus korupsi, meminta agar pemerintah mengeluarkan regulasi yang tegas agar kendaraan mobil pribadi dari kalangan menengah ke atas tidak menggunakan BBM bersubsidi, turut serta dalam memainkan politik luar negeri bebas aktif untuk mendinginkan ketegangan perseteruan di timur tengah.

Sedangkan untuk 3 alternatif jangka panjangnya adalah KAMMI menuntut pemerintah agar mengoptimalisasikan riset pengembangan bahan bakar non minyak, meminta disediakannya transportasi massal yang aman, nyaman dan murah, serta meminta pengembangan kualitas lulusan teknik pertambangan agar mampu mandiri mengelola minyak tanpa intervensi dari pihak asing.


Jalanan Macet
Sementara itu, aksi yang dilakukan di simpang jam ini, membuat arus lalu lintas sempat terjadi kemacetan. Namun, kemacetan tersebut secepatnya diantisipasi beberapa anggota Satlantas Polresta Barelang yang langsung turun tangan mengatur ratusan mobil pribadi dan sepeda motor yang terjebak.
Salah satu pengendara bermotor yang terjebak dalam kemacetan, agung memaklumi terjadinya kemacetan yang dikarenakan adanya aksi unjuk rasa mahasiswa tersebut.

“ya, memang sudah seharusnya BBM itu tidak dinaikkan. Kalau dinaikkan beban hidup bisa bertambah berat, bagus juga ada mahasiswa yang ikut menyatakan menolak” ujarnya.


Untuk menjaga ketertiban, aksi unjuk rasa damai ini mendapat pengawalan dari aparat kepolisian.


Total comment

Author

KAMMI_Batam


Pernyataan Sikap
Pengurus Komisariat
Kesatuan Aksi mahasiswa Muslim indonesia (KAMMI) Batam

Sumber daya alam yang melimpah semestinya menjadi berkah. Namun bagi Indonesia, sumber daya alam justru berubah menjadi kutukan. Walaupun melimpah dengan berbagai varian sumber energi seperti gas alam, panas bumi, batu bara, uranium, dan minyak, namun tak mampu menyelamatkan Indonesia dari krisis energi, utamanya bahan bakar. Ironisnya, rakyat harus menanggung beban tersebut karena pemerintah tak cakap mengelolah potensi yang ada.

Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan kebutuhan mendasar masyarakat, adalah satu bukti kongkrit model korporatokrasi. Pemerintah lepas tangan dan terarus oleh trend harga minyak dunia yang terus melonjak.

Sebagaimana biasanya, setiap kali kenaikan harga BBM, maka semua harga kebutuhan masyarakat ikut tergerek naik. Baik itu karena memang kebutuhan tersebut berkorelasi kausalitas dengan kenaikan biaya transportasi, ataupun hanya ulah nakal para spekulan yang memanfaatkan kesempatan meraup untung. Naiknya harga BBM akan berdampak ganda (multiple effect). 

Dalam kalkulasi ekonomi, meminjam data Reforminer Institute, kenaikan BBM bisa menyebabkan tambahan inflasi hingga 2,14 persen. Inflasi sudah barang tentu menggangu performance ekonomi nasional. Daya beli masyarakat menurun sebagai akibat dari naiknya harga-harga barang. Permintaan (demand) pasti ikut terkoreksi sehingga income industry barang dan jasa terkait, mengalami penururnan. Efeknya, untuk efisiensi dan menghindari over stock, industri terpaksa menurunkan produksi mereka.

Artinya, hal ini menyebabkan berkurangnya kebutuhan dan permintaan tenaga kerja sehingga bisa berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PKH) dan moratorium penerimaan tenaga kerja sehingga menimbulkan masalah sosial baru, pengangguran. Menurunnya income perusahaan juga berpengaruh pada penerimaan kas negara dari sektor pajak.

Selain itu, angka kemiskinan juga akan semakin bertambah seiring limitasi akses masyarakat pada faktor-faktor produksi yang menyebabkan produktifitas mereka menurun. Kelompok penduduk kategori hampir miskin yang berjumlah 27,8 juta jiwa akan terseret ke jurang kemiskinan. Selama ini kelompok penduduk hampir miskin bertahan dari jerat kemiskinan dengan mengandalkan pekerjaan pada sektor non formal. Padahal, kenaikan harga BBM justru akan memukul sektor non formal ini.

Sementara kompensasi dalam skema bantuan langsung tunai, tidak efektif untuk meringankan beban ekonomi rakyat. BLT sifatnya jangka pendek sehingga tak mungkin terus menerus diterapkan. Pemberian kompensasi bahkan justru menjadi sketsa paradoks kebijakan kenaikan BBM yang tujuan awalnya untuk menyelamatkan anggaran dari pembengkakan.

Dari hasil simulasi Soceity Reserach and Humanity Development (SERUM) Institute Jika kompensasi kenaikan BBM diberikan kepada 29,89 juta jiwa penduduk miskin dan 27,8 juta jiwa penduduk hampir miskin masing-masing sebesar Rp. 150.000,00, per bulan sebagaiamana dikatakan Menteri ESDM, maka negara harus merogoh aggaran sebesar Rp. 8,65 triliun setiap bulan atau sebesar Rp. 103,8 triliun setiap tahun.

Artinya, lebih boros memberikan kompensasi yang juga belum tentu cukup untuk biaya hidup satu orang setiap bulan, ketimbang mempertahakan harga BBM pada harga saat ini. Tidak efektifnya kebijakan kompensasi juga disebabkan oleh potensi korupsi yang membayangi. Bahkan, kompensasi tersebut juga hanya menjadi alat pencitraan politik penguasa jelang pemilu 2014.

Selain itu, pengalaman serupa di masa lalu juga mengajari kita. Misalnya pada tahun 2005 dan 2008, dimana kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM menimbulkan gejolak besar baik pada aras ekonomi dan politik namun ternyata kebijakan tersebut toh tak menyelesaikan akar persoalan.

Ketika kali ini pola serupa masih ditempuh, maka tak menutup kemungkinan di waktu-waktu mendatang kita akan kembali bergelut dengan masalah serupa karena kebijakan yang diambil tidak solutif dan tidak menyentuh akar masalah. Kebijakan menaikkan harga dan kompensasi sifatnya jangka pendek (short term policy).

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya membaca persoalan BBM ini secara syumuliyah (komprehensif) dan menawarkan solusi jangka pendek (short term policy) serta jangka panjang (long term policy). 

Berdasarkan pemikiran tersebut dan hasil rumusan dari Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, maka Pengurus Komisariat KAMMI Batam turut menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Daripada pemerintah mengajukan APBN-P menaikkan harga BBM pemerintah sebaiknya mengajukan APBN-P penghematan belanja barang dan perjalanan dinas dan kegiatan lain cenderung kepada pemborosan anggaran.

2. Pemerintah lebih tegas lagi memberantas kasus-kasus korupsi yang secara nyata merugikan negara. (kerugian Negara di tahun 2011 yang diselamatkan KPK mencapai Rp. 152,957 Trilliun)

3. Pemerintah mengeluarkan regulasi yang tegas agar kendaraan mobil pribadi dari kalangan menengah atas menggunakan BBM non Subsidi.

4. Pemerintah dengan politik luar negeri bebas aktifnya harus lebih berani mendinginkan ketegangan perseteruan di timur tengah.

5. Pemerintah mengoptimalkan riset pengembangan bahan bakar non minyak yang saat ini tidak sampai 1%. Banyak alternatif sumber energi, seperti panas bumi (geothermal), gas alam, bioetanol, biodiesel, panel surya, dan sebagainya. 

6. Pemerintah menyiapkan sarana transportasi umum (massal) yamg cepat, aman, nyaman, murah dan memiliki rute yang luas untuk mengurangi konsumsi BBM kendaraan roda dua yang banyak digunakan masyarakat ekonomi menengah bawah beraktifitas sehari-hari.

7. Pengembangan kualitas orang-orang lulusan Teknik pertambangan dan perminyakan, agar mampu BERDIKARI mengelola minyak, dan tidak diintervensi pihak asing sebagai apapun dan dalam bidang apapun, khususnya alat-alatnya.

Jangan jadikan Rakyat Korban ketidaktegasan, dan ketidakmampuan pemerintah mengelola keuangan serta sumber daya alam Indonesia.

Total comment

Author

KAMMI_Batam

Oleh : Jusman Dalle
PENGURUS PUSAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI) 

Peraih nobel ekonomi, Joseph E. Stiglitz di dalam bukunya Making Globalization Work (2006), mengilustrasikan sumber daya alam (SDA) yang berubah menjadi kutukan (resource curse) layaknya seseorang menemukan “berlian” di tengah ruangan. Rasa berkelimpahan mengkooptasi imajinasi, kreatifitas dan inovasi sehingga ia tak mampu mengolah apa yang dimilikinya. Tak mampu memberi nilai tambah (add value) menjadi perhiasan lebih berharga dan eksklusif.

Ilustrasi tersebut sangat relevan dengan bangsa kita. Melimpah sumber-sumber energi dengan beragam varian seperti gas alam, panas bumi, batu bara, uranium, dan minyak, namun tak mampu menyelamatkan Indonesia dari krisis energi, utamanya bahan bakar. Bahan baku yang kita miliki telah dieksploitasi, dilelang kepada asing tanpa diberi nilai tambah hingga dihargai murah. Indonesia menjadi egeri yang hampir pailit.

Indonesia dan beberapa negara berkembang di Asia serta Afrika, menurut Stiglitz tak menikmati kekayaan alam negaranya. Dalam perspektif berbeda, Ian Bremmer (2011) menuding kapitalisme negara (state capitalism) sebagai biang keroknya. Karena negara dikelola layaknya korporasi (korporatokrasi), semua kebijakan berpatron pada termin bisnis. Logika untung dan rugi yang bermuara pada kepentingan kapital penguasa. Artinya, kekayaan sumber daya alam dilihat sebagai komoditas.

Penulis berkeyakinan, jika rencana kenaikan harga BBM (utamanya premium) sebesar Rp. 1.500 per liter benar-benar direalisasikan, maka mudharat yang dituai akan lebih besar dari pada manfaatnya yang diraih. Untuk jangka panjang, juga hanya akan membebani ekonomi masyarakat.
Telah menjadi cerita klasik setiap kali kenaikan harga BBM, maka semua harga kebutuhan masyarakat ikut tergerek naik. Baik itu karena memang kebutuhan tersebut berkorelasi dengan kenaikan biaya transportasi, ataupun hanya ulah nakal para spekulan yang memanfaatkan kesempatan meraup untung. Naiknya harga BBM berdampak ganda (multiple effect). 

Dalam kalkulasi ekonomi, meminjam data Reforminer Institute, kenaikan BBM bisa menyebabkan tambahan inflasi hingga 2,14 persen (menjadi sekitar 7 persen). Inflasi sudah barang tentu menggangu performance ekonomi nasional. Daya beli masyarakat menurun sebagai akibat dari naiknya harga-harga barang. Permintaan (demand) pasti ikut terkoreksi sehingga income industry barang dan jasa terkait, mengalami penururnan.

Efeknya, untuk efisiensi dan menghindari over stock, industri terpaksa menurunkan produksi mereka. Hal ini tentu menyebabkan berkurangnya kebutuhan dan permintaan tenaga kerja sehingga bisa berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PKH) dan moratorium penerimaan tenaga kerja yang berarti masalah sosial baru, pengangguran. Lebih jauh, menurunnya income perusahaan juga berpengaruh pada penerimaan kas negara dari sektor pajak.

Angka kemiskinan juga semakin bertambah seiring limitasi akses masyarakat pada faktor-faktor produksi yang menyebabkan produktifitas mereka menurun. Kelompok penduduk kategori hampir miskin yang berjumlah 27,8 juta jiwa akan terseret ke jurang kemiskinan. Selama ini kelompok penduduk hampir miskin bertahan dari jerat kemiskinan dengan mengandalkan pekerjaan pada sektor non formal. Padahal, kenaikan harga BBM justru akan memukul sektor non formal ini (selain menyebabkan harga-harga naik). Menurut BPS, pangan dan rokok berperan besar dalam memengaruhi kemiskinan di Indonesia. Kenaikan harga beras menyebabkan penduduk miskin bertambah sebesar 25,45% untuk perkotaan dan 32,81% di pedesaan.

Sementara kompensasi dalam skema bantuan langsung tunai, tidak efektif untuk meringankan beban rakyat. BLT sifatnya jangka pendek, tak mungkin terus menerus diterapkan. Pemberian kompensasi bahkan justru menjadi sketsa paradoks kebijakan kenaikan BBM   yang tujuan awalnya untuk menyelamatkan anggaran dari pembengkakan. Berikut penjelasannya.

Dari hasil simulasi Soceity Reserach and Humanity Development (SERUM) Institute Jika kompensasi kenaikan BBM diberikan kepada 29,89  juta jiwa penduduk miskin dan 27,8 juta jiwa penduduk hampir miskin masing-masing sebesar Rp. 150.000,00, per bulan sebagaiamana dikatakan Menteri ESDM, maka negara harus merogoh aggaran sebesar Rp. 8,65 triliun setiap bulan atau sebesar Rp. 103,8 triliun setiap tahun. Jikapun pemerintah hanya memberikan per kepala keluarga, sangat tidak masuk akal Rp. 150.000,00 cukup memenuhi kebutuhan 4 orang anggota keluarga dalam sebulan.

Artinya, jika pemerintah memang ingin memberi kompensasi maka harus hitungan per kepala. Dengan demikian akan lebih boros memberikan kompensasi, ketimbang mempertahakan harga (subsidi) BBM pada harga saat ini. Karena menaikkan harga minyak sebesar Rp. 1.500,00 per liter hanya menghemat Rp. 57,45 triliun. Tidak efektifnya kebijakan kompensasi juga disebabkan oleh potensi korupsi yang membayangi. Bahkan, kompensasi tersebut juga hanya menjadi alat pencitraan politik penguasa jelang pemilu 2014. Partai berkuasa memanfaatkan mencitrakan diri sebagai partai pro rakyat.

Selain itu, pengalaman serupa di masa lalu juga mengajari kita. Misalnya pada tahun 2005 dan 2008, dimana kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM menimbulkan gejolak besar baik pada aras ekonomi dan politik namun ternyata kebijakan tersebut toh tak menyelesaikan akar persoalan.

Ketika kali ini pola serupa masih ditempuh, maka tak menutup kemungkinan di waktu-waktu mendatang kita akan kembali bergelut dengan masalah serupa karena kebijakan yang diambil tidak solutif  dan tidak menyentuh akar masalah. Kebijakan menaikkan harga dan kompensasi sifatnya jangka pedek (short term policy).

Oleh karena itu, pemerintah seharusnya membaca persoalan BBM ini secara komprehensif dan menawarkan solusi jangka panjang (long term policy). Ada beberapa tawaran solusi yang sifatnya jangka panjang.

Pertama,  diversifikasi bahan bakar. Data dari BP Migas mengatakan bahwa cadangan minyak bumi Indonesia hanya 4 miliar barel dan akan habis dalam jangka 12 tahun kedepan. Artinya jika masih bergantung pada BBM, maka pada tahun 2024 Indonesia 100 persen menggunakan BBM impor yang pasti akan sangat mahal karena mengacu pada harga pasar minyak internasional

Pemerintah seharusnya mengoptimalkan sisa waktu untuk mendorong riset pengembangan bahan bakar non minyak. Banyak alternatif sumber energi, seperti panas bumi (geothermal), gas alam, bioetanol, biodiesel, panel surya, bahkan dengan menggunakan air seperti temuan siswa SMK Langsa, Aceh.

Untuk memanfaatkan energi alternatif tersebut, tentu butuh SDM yang handal. Salah satu cara melahirkan SDM kompetitif di bidang energi adalah dengan menggalakkan riset agar ada temuan-temuan baru. Maka anggaran riset yang sebesar 0,08 persen rasio PDB, harus diungkit.

Kedua, pemerintah harus tegas kepada pengguna mobil pribadi yang selama ini menikmati 45,72 persen dari 99,40 persen konsumsi BBM bersubsidi angkutan darat (Data BP Migas dan Pertamina,  2011). Para pengguna mobil pribadi yang umumnya berasal dari kelas menengah atas ini perlu dibuatkan regulasi yang mewajibkan penggunaan BBM non subsidi.

Ketiga, untuk mengurangi konsumsi BBM kendaraan roda dua yang banyak digunakan masyarakat ekonomi menengah bawah beraktifitas sehari-hari,  maka perlu disiapkan sarana transportasi umum (massal) yang cepat, nyaman dan murah. Pengguna sepeda motor dengan konsumsi BBM sebesar 38,76 persen adalah akibat tidak tersedianya sarana transportasi yang memadai sehingga masyarakat menggunakan kendaraan roda dua.

Pada akhirnya, rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang merupakan kebutuhan mendasar masyarakat, harus dipertimbangkan kembali. Jangan sampai pemerintah mengelolah negara dengan mindset bisnis. Sama dengan cara mengelola perusahaan (korporatokrasi).

Subsidi kepada rakyat jangan dipandang merugikan sehingga menjadi apologi pemerintah untuk lepas tangan, hanyut oleh mainstream ekonomi neoliberal dengan mengikuti trend harga minyak dunia  yang terus melonjak. Karena mengorbankan rakyat sama saja jika negara tak dirasakan kehadirnnya. Tak mampu mengintervensi sektor ekonomi sesuai hajat hidup bersama. Artinya, kita hidup bagai di negeri otopilot. Dimana rakyat berjuang sendiri untuk survive.

KETERANGAN TENTANG PENULIS :
PENGURUS PUSAT KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIM INDONESIA (KAMMI)
Alamat      : Jl. Penggalang Raya No. 3 Kel. Palmeriam, Kec. Matraman Jakarta Timur
Twitter    : @JusDalle
Blog           : www.jusman-dalle.blogspot.com

Total comment

Author

KAMMI_Batam
Pengurus Komisariat (PK) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Batam mendatangi Radio Republik Indonesia (RRI) Batam pada hari Minggu (11/3) jam 09.00 WIB terkait rencana pemerintah pusat yang ingin menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) 1 April Mendatang. 

Pengurus yang datang ke RRI Batam tersebut yakni ketua departemen Kebijakan Publik PK KAMMI Batam, purnama beserta stafnya delia putri kesuma dan juga staf departemen sosial masyarakat PK KAMMI Batam, Wita Sudirahayu.

“kedatangan kami ke RRI batam karena diundang dalam dialog kenaikan harga BBM di mata pemuda Indonesia“ jelas purnama.

Dalam dialog yang berlangsung selama satu jam tersebut staf departemen sosial masyarakat PK KAMMI Batam, Wita Sudirahayu mengatakan kenaikan harga BBM ini sangat berimbas kepada kenaikan beban hidup masyarakat.

“sudah tentu akan sangat memberatkan masyarakat, dari telpon yang masuk selama dialog tadi saja sebagian besar masyarakat mengutarakan keluhan mereka terkait kenaikan BBM ini. Namun mereka tidak tahu harus berbuat apa sehinga mau tidak mau harus berada dalam kondisi pasrah tapi tak rela tehadap kebijakan ini” ujar Wita. 

Sementara itu Delia Putri Kesuma selaku staf Departemen Kebijakan Publik mengajak masyarakat untuk bergabung dalam aksi simpatik menolak kenaikan harga BBM yang akan dilakukan oleh PK KAMMI Batam pada hari sabtu (17/3) pada pukul 16.30 di Simpang Jam, baloi.

“sebagai bentuk ekspesi kekecewaan terhadap rencana kenaikan harga BBM nanti, kami dari PK KAMMI Batam mengajak seluruh masyarakat Batam untuk bergabung dalam aksi simpatik yang akan kami gelar pada hari sabtu (17/3) mendatang pada pukul 16.30 WIB di simpang jam dengan mengenakan baju berwarna hitam”ajaknya.

delia menambahkan bahwa bagi masyarakat yang ingin bergabung dapat berkumpul terlebih dahulu di depan perumahan orchid yang letaknya tak jauh dari simpang jam pada pukul 16.00 WIB.(KBN)

Total comment

Author

KAMMI_Batam
Meskipun telah berhasil menggagalkan penyelundupan 216 minuman beralkohol senilai Rp. 85 juta dari Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam ke daerah Indonesia lainnya. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe B Batam hingga saat belum mengungkapkan siapa pemilik minuman beralkohol tersebut.

kepala departemen kebijakan Publik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Kota Batam, Purnama meminta Bea Cukai Batam tidak hanya mengungkapkan hasil tangkapannya saja, namun juga berani untuk terbuka mengungkapkan siapa pemiliknya.


"kami mengapresiasi keberhasilan Bea Cukai menggagalkan penyelundupan Minuman Beralkohol ini, namun kami meminta Bea Cukai untuk lebih berani mengungkapkan siapa pemiliknya agar bisa diproses sesuai hukum yang berlaku"tegasnya


Minuman beralkohol tersebut akan dikirimkan secara illegal ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dengan diangkut melalui KM Kelud dari Pelabuhan Beton Sekupang, Batam. Modus operandi yang digunakan untuk menyelundupkan 216 minuman beralkohol ini adalah dengan disembunyikan dalam barang pecah belah yang dibawa pengangkut barang.

Total comment

Author

KAMMI_Batam

Ketua Dept. KP KAMMI Batam, Purnama

Menanggapi pernyataan dari Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menolak yang akan menempuh segala cara untuk mendesak pemerintah membatalkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), Ketua Departemen Kebijakan Publik Pengurus Komisariat KAMMI Batam, Purnama berencana untuk menggelar aksi turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga BBM.


Sebelumnya, purnama mengatakan pihaknya tidak dapat menerima alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi pemerintah.

“kalau alasannya untuk mengurangi beban pemerintah, maka sebaiknya pemerintah lebih berhemat dalam perbelanjaaan Negara seperti seminar, perjalanan dinas dan sosialisasi ketimbang memberatkan masyarakat dengan menaikkan harga BBM” tegasnya.

Purnama mengatakan bahwa dirinya akan segera melakukan konsolidasi ke seluruh kader KAMMI di Batam untuk menyusun persiapan aksi penolakan kenaikan harga BBM tersebut.

“dalam rapat terbatas tadi sore (6/3) yang dihadiri juga oleh ketua Sosmas, ketua Umum sudah menyetujui rencana aksi turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga BBM. Dan ketua meminta agar segera dilakukan konsolidasi internal untuk mendukung aksi tersebut karena ini merupakan instruksi dari pusat” ungkapnya.

Hal ini dibenarkan oleh ketua Departemen Sosial Masyarakat KAMMI Batam, Idhar Humain.

“Rapat BPH dadakan hari ini (6/3) membahas isu internal dan ekternal untuk mencapai targetan-targetan beberapa bulan kedepan dan salah satunya merumuskan bahwasanya "KAMMI Batam siaga I" Sambung Idhar

Sementara itu bentuk dukungan ketua umum Pengurus Komisariat KAMMI Batam, nurul mahfud sudah terlihat dalam komentarnya di facebook grup diskusi KAMMI Batam yang membahas tentang kenaikan Harga BBM.

“ayo jadikan bahan kajian rutin minggu ini, akankah kita respon dg aksi di daerah atau tidak..? diamnya kita akan menunjukkan kesetujuan kita terhadap kebijakan ini”tulisnya.

Total comment

Author

KAMMI_Batam
BATAM - Rencana Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada bulan April mendatang menimbulkan beragam reaksi dari berbagai kalangan termasuk mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa di tingkat nasional yang bersuara menolak rencana pemerintah tersebut, namun juga mahasiswa di daerah pun turut bersuara.

Ketua umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Batam, Bosar hasibuan mengatakan kenaikan BBM akan sangat memberatkan masyarakat karena akan berdampak pada kenaikan harga bahan pokok.

“intinya kami meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM karena saat ini saja masyarakat sudah sangat sulit mendapatkan bahan pokok dengan harga murah apalagi kalau BBM dinaikkan”ujarnya.

Hal serupa pun disampaikan oleh Ketua Departemen Kebijakan Publik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Batam, Purnama. ia mengatakan pihaknya tidak dapat menerima alasan pemerintah menaikkan harga BBM untuk mengurangi beban subsidi pemerintah.

“kalau alasannya untuk mengurangi beban pemerintah, maka sebaiknya pemerintah lebih berhemat dalam perbelanjaaan Negara seperti seminar, perjalanan dinas dan sosialisasi ketimbang memberatkan masyarakat dengan menaikkan harga BBM” tegasnya.

Selain itu Ketua Departemen Kebijakan Publik KAMMI Batam, Purnama menegaskan daripada menaikkan harga BBM, presiden seharusnya lebih serius dalam memberantas korupsi yang secara nyata merugikan Negara.

Sumber: http://www.terkininews.com/node/10975/Mahasiswa-Batam-Tolak-Kenaikan-BBM

Total comment

Author

KAMMI_Batam