Contact Form

 

TAK HANYA VCD BAJAKAN YANG ADA DI KOTAKU

TAK HANYA VCD BAJAKAN YANG ADA DI KOTAKU
(Wajah Batam Saat Kunjungan Presiden RI)

Oleh : Taufik B. Nugraha
Kebijakan Publik Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Batam

Sudah beberapa minggu ini di media sering muncul berita tentang maraknyaVCD dan DVD bajakan yang kembali beredar. Setelah sebelumnya sempat menghilang karena gencarnya razia, barang-barang bajakan ini kembali tumbuh subur bak cendawan di musim hujan.

Penjualan VCD bajakan ini pun ternyata tak hanya dilakukan oleh pedagang-pedagang kaki lima di pinggir jalan. Mall pun turut menjadi tempat transaksi VCD bajakan ini. Bahkan yang lebih mencengangkan adalah ternyata VCD bajakan yang dijual ini telah ditempeli stiker lunas PPN. Entah dapat dari mana atau stiker bajakan juga wallahualam.

Maraknya kembali VCD bajakan ini menunjukkan betapa rendahnya apresiasi orang-orang di negeri ini akan hasil karya orang lain. Sepertinya harus ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menangani masalah ini. Razia yang dilakukan harus juga disertai dengan memberantas pembajakan seperti ini sampai ke akarnya. Jadi tak cukup hanya menyita VCD bajakan yang diperdagangkan tapi tangkap juga pelakunya penggandanya serta pengedarnya agar memberikan efek jera.

Perlindungan maksimal akan karya cipta orang lain sangat diperlukan. Sebuah karya sangatlah mahal harganya. Perlu waktu lama dan konsumsi tenaga luar biasa banyaknya untuk menghasilkan sebuah karya. Betapa sakit hati pencipta karya ketika melihat karya yang telah diciptakannya ditiru sedemikian rupa.

Ada dua jenis sakit hati yang di derita pencipta karya tersebut, pertama sakit hati karena begitu murahnya harga karya yang dihasilkan. Kedua sakit hati karena ia tak dapat keuntungan dari hasil karyanya karena orang lebih memilih membeli bajakan daripada yang asli.

Tapi tak akan ada asap kalau tak ada api. Sulit memberantas beredarnya kembali VCD bajakan seperti ini selama masyarakat masih rendah kesadarannya. Maka perasaan untuk selalu mengapresiasi hasil karya orang lain harus ada dalam tiap-tiap diri kita. Permasalahannya sekarang adalah ternyata kemampuan membajak dan menduplikasi sangatlah luar biasa di negeri ini, yang bahkan hampir dimiliki oleh semua orang.

Kemampuan membajak yang luar biasa
Kemampuan membajak, meniru, menduplikasi, memalsu atau memodifikasi merupakan salah satu kemampuan yang mengagumkan bagi orang-orang di negeri ini. Hampir semua orang di negeri ini cakap untuk urusan seperti ini. Tak hanya untuk masalah VCD tapi terjadi di semua lini.

Kenapa jalanan semakin padat saja? Karena kendaraan semakin banyak tentunya. Dan ternyata sering kita dapati bahwa banyak kendaraan yang sudah bobrok dan harus masuk museum masih aktif berjalan di jalanan raya kita. Kendaraan-kendaraan yang asap knalpotnya tak lulus uji emisi dan turut mempercepat global warming ini ternyata masih memenuhi jalan raya kita, bersaing dengan kendaraan baru. Dan hal ini dapat terjadi karena kemampuan kita memodifikasi tersebut, mengakali yang tua agar terlihat muda.

Seperti yang terlihat pada banyak caleg kita, ketika ada wacana tentang pemimpin muda maka mereka berlomba melakukan up dating penampilannya agar terlihat muda. Atau kalau memang penampilannya tak mampu lagi diakali maka masih ada jalan lain, memodifikasi semangat dan gaya. Sehingga muncul anggapan dari masyarakat atau bahkan pemuda bahwa sekalipun sudah tua tapi mereka tetap berjiwa muda. Ini yang harus diwaspadai karena sejatinya merekalah yang mendompleng wacana.

Inilah penyebab kenapa pemerintahan saat ini masih dikuasai generasi tua. Semakin banyak generasi muda yang tampil dalam ranah kepemimpinan negeri tapi generasi tua pun menolak untuk mundur karena berkali-kali berhasil di up grade. Akhirnya muncul ketimpangan karena ketidakseimbangan antara input dan output. Ternyata kemampuan memodifikasi ini pun dicontohkan oleh para pemimpinnya, maka tak heran kalau rakyatnya pun mahir untuk melakukan hal yang sama dengan para pemimpinnya.

Di Batam sendiri saat ini, pemerintah kota bersama seluruh pihak sedang sibuk menata wajah kota. Jalan-jalan berlubang yang sering ditemui mulai diperbaiki, ditambal seperlunya. Penertiban gelandangan, pengemis serta anak jalanan dilakukan, pemasangan papan peringatan kawasan bebas gelandangan dipasang di jalan-jalan. Tak hanya itu, atribut kampanye juga menjadi hal yang harus ditertibkan. Pemasangan baliho serta bendera yang selama ini terlihat semrawut mulai dibersihkan.

Mengetahui keadaan ini saya merasa senang bahwa ternyata pemerintah kota serta elemen lainnya peduli dengan wajah kota. Memberikan pelayanan untuk kenyamanan masyarakat dan menciptakan keindahan. Tapi perasaan itu perlahan menguap hilang ketika mendapati kenyataan bahwa itu semua hanyalah persiapan untuk menyambut kedatangan presiden RI dalam rangka peresmian FTZ.

Pemerintah kota harus membuat kotanya terlihat bersih dan tertata dengan baik, tak ada jalanan berlubang agar tak terlihat ketidakbecusannya bekerja selama ini. KPU sendiri menertibkan atribut kampanye karena tak ingin dinilai tak sanggup melaksanakan pesta demokrasi karena terlihat dari ajang kampanye yang semrawut.

Lagi-lagi di sini naluri memodifikasi dan mengakali bermain. Segala upaya dilakukan untuk memberikan kesan bahwa keadaan di sini baik-baik saja. Bahwa semuanya di Batam ini dapat diatasi dengan baik dan pemerintah kota sudah bekerja dengan optimal begitu juga dengan elemen lainnya.

Biarkan saja apa adanya
Tak ada pemimpin yang tak mencintai rakyatnya. Pemimpin sejati pastilah peduli dengan kesulitan yang menimpa rakyatnya. Begitu pula dengan Pak SBY kalau saya melihat secara pribadi. Biarlah ia diterima secara wajar. Biarlah ia melihat gelandangan, pengemis dan anak jalanan yang banyak di kota ini. Biarlah sisi – sisi hitam kota ini dilihat secara langsung.

Jangan sampai semuanya dipoles sehingga kelihatan baik-baik saja. Sehingga beliau punya kesan yang baik-baik saja akan bangsa yang dipimpinnya. Semakin banyak keruwetan, anak jalanan dan gelandangan yang beliau lihat maka akan semakin baik. Hal ini bisa menjadi masukan atas apa yang telah beliau lakukan selama ini.

Hingga akhirnya realitas keadaan yang selama ini terjadi di negeri ini dapat diketahui langsung oleh pemimpinnya. Sehingga mereka tak lagi sibuk memikirkan masalah-masalah sepele yang hanya mementingkan kepentingan dirinya sendiri dan melupakan tugasnya untuk mensejahterakan rakyat. Tak ada lagi pemimpin yang sibuk mengurusi proyek pembuatan album lagunya dan melupakan apa yang sebenarnya dibutuhkan rakyat, seperti kesehatan, pendidikan dan kesempatan kerja.

Maka saat ini, sudah saatnya para pemimpin kita untuk berhenti memodifikasi, mengakali apapun yang berhubungan dengan rakyatnya. Kalau presidennya saja tega dibohongi seperti ini, yang notabene adalah pemimpin tertinggi di sebuah negeri apalagi terhadap rakyatnya yang kadang tak tahu apa-apa dan mudah dibujuk hanya dengan janji-janji manis belaka. Kalau kita mau mencoba menghitung sudah berapa kali kita tertipu maka mungkin sudah tak terhitung banyaknya. Karena kita terlalu sering ditipu.

***


Total comment

Author

KAMMI_Batam

0   komentar

Cancel Reply